Roh inilah yang menepati pada 4 jenis nafsu, yaitu : Nafsu Luwamah (aluamah) Nafsu Amarah Nafsu Supiyah Nafsu Mulamah (Mutmainah). Kalau manusia ditinggalkan oleh roh rohani ini, maka manusia itu tidak mempunyai nafsu lagi, sebab semua nafsu manusia itu roh rohani yang mengendalikannya. Angka 16 (enambelas/nembelas), artinya hidup itu terdiri dari enam bagian: mutmainah, amarah, supiah, aluamah, bayangan dan badan kasar. Angka 17 (tujuhbelas/pitulas), artinya hidup sebagai manusia itu harus memiliki: bulu/rambut, kulit, otot (daging), tulang, sunsum, urat (otot) dan darah. Nafsu Luwamah (aluamah), 2. Nafsu Amarah, 3. Nafsu Supiyah dan 4. Nafsu Mulamah (Mutmainah). Kalau manusia ditinggalkan oleh ruh rohani ini, maka manusia itu tidak mempunyai nafsu lagi, sebab semua nafsu manusia itu ruh ruhani yang mengendalikannya. Karena diambil dari kata Rahman yang artinya pemurah. Ruh ini mempengaruhi manusia karena Sri Batara Kresna yang bergelar Sang Padmanaba dari Dwarawati membicarakan Werkudara yang sedang menyebarkan ajaran yang didapatnya dari Barat, dan yang berganti nama menjadi Bagawan Senarodra. Kearifan lokal, yang mengendap dalam berbagai warisan kebudayaan masa silam, cukup banyak menyimpan kiat tertentu yang masih berguna hingga kini. Pada aiWHz5.

aluamah amarah supiyah mutmainah artinya